Latest News

Komunikasi Produktif Day #5 - Takut Vacuum Cleaner

Baby Sky | |
Assalamu'alaikum ,
Hari ini , sesuai jadwal , ada mbak Go Clean datang ke rumah. Kali ini gue pilih paket biasa Rp 45.000 per jam. Dua kali pesan sebelumnya , gue pilih paket ekonomis: lebih murah tapi peralatan harus menyediakan sendiri. Memang beda harganya lumayan sih , tapi sepertinya lebih nyaman jikalau Go Clean-nya bawa alat sendiri. Kita jadi terima beres , nggak perlu menyiapkan baskom , lap , sapu , pel , dan obat-obatan pembersih.

Ternyata peralatan yang disiapkan Go Clean lengkap , ada vacuum cleaner-nya juga lohhh!! Makara worth the price banget deh. Sofa-sofa dan kasurku ikut disedot debunya. Lumayan , gue kan nggak punya vacuum cleaner di rumah :D 

Namun baby Z semenjak kedatangan mbak Go Clean selalu menggelendot padaku. Yah biasanya memang jikalau gue kerja di rumah , ia pasti nggelendot sih. Ngepel , masak , belanja di tukang sayur , semua sambil gendong. Buibuk yang lain , ada yang begini juga? Anaknya nggak mampu disuruh anteng main sendiri :)) hahaha. Ini ketambahan ada orang absurd yang datang ke rumah pula. Makin menjadi deh nggelendotnya.

Puncaknya ialah saat mbak Go Clean menyalakan vacuum cleaner. "Nguuuuuungggg.." Terdengar deru suaranya. "Atuuuuttt..." rengek baby Z sambil memelukku. Lucu amat sih ni bocah :))) Eh tapi harus ber-empati dong ya , ia 'kan beneran ketakutan. Baby Z memang seringkali takut dengan suara-suara , misal bunyi gonggongan anjing dari kejauhan , bunyi orang turun dari tangga (bukan takut tapi kaget pribadi cari orang untuk dipeluk) , bunyi cicak...

"Zaki nggak usah takut , itu 'kan cuma bunyi vacuum cleaner.."
"Atuuuttt..." Zaki makin kencang memelukku..
Oke nggak mempan. Sesuai teori , menyuruh ia nggak usah takut berarti memintanya menyangkal perasaan. Nggak ada empati sama sekali.

"Suara vacuum cleaner kencang ya Zaki? Debu-debunya disedot. Vacuum ini salah satu alat bersih-bersih , ibarat sapu , pel..." Baby Z membisu saja melihatku. Mencoba memahami kata-kata ibunya. Tapi ia lebih tenang. "Ayo kita main pancing-pancing ikan sambil nunggu mbaknya pakai vacuum cleaner.." Lalu kami pun bermain bersama , sementara mbak Go Clean menyelesaikan pekerjaannya.

Lalu masuk kaidah yang manakah percakapan barusan? Hahaha akupun bingung. Entah dengan intonasi yang sempurna , mencoba berempati , atau fokus pada solusi , bukan masalah.

Alhamdulillah hari ini mood ibu dan Zaki sangat terjaga , nggak ada nada tinggi sedikitpun , baby Z anak baik :)

Komunikasi dengan Pasangan
Menjelang waktu berbuka puasa , alhamdulillah suami sudah pulang dari kantor. Sementara gue menyiapkan kuliner di dapur dan cuci-cuci peralatan masak , suami nonton kajian di Youtube sambil menemani bocil main. Ehhhh tau-tau bocahnya eek.

Dalam 19 bulan usia bocah , acara cebokin bocah 95%-nya dikerjakan olehku. Suami mengerjakannya kalo kepepet doang , dan itu sangat jarang :D Kalo kurang kepepet , ia mampu aja bilang , "Tunggu ibu yang cebokin ya nak , bapak masih ada perlu ini..." :)))

Tadi , waktu yang sangat sempurna untuk meminta suami bantu cebokin sebab gue sedang ada urusan dapur. Makara gue bilang aja , "Bapak tolong cebokin Zaki yaaa..." "Eeeemmmmmm.. iii..iyaaa..." Kata bapake. Bukan teladan komunikasi yang produktif ya :p? Tapi suami kemudian segera beranjak dari duduk santainya dan meladeni bocil yang ingin segera diganti popoknya.


#level1
#day5
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayIIP

0 Response to "Komunikasi Produktif Day #5 - Takut Vacuum Cleaner"