Assalamu'alaikum ,
Terasa banget begitu anak mulai mampu ngomong , ibuk harus putar otak tiap kali anak punya impian yang 'timing'-nya nggak sesuai menurut ibu. Benar-benar butuh ilmu komunikasi produktif untuk bargaining dengan bocah. Karena jika nggak , tentulah akan berakhir dengan tangisan. Atau jika terlalu banyak dilarang , belum tahu nanti efek jangka panjangnya gimana bagi bocah. Jangan hingga ia jadi suka takut untuk memberikan pendapat , atau melemahkan kepercayaan dirinya , atau membunuh kreativitasnya. Tantangan bagi ibu yaaa...
Misalnya hari ini , setelah mandi pagi , Z ingin main cat air. Kalo Zaki main cat , sudah pasti itu cat bakal dilukis-lukis ke tangan dan kakinya , lalu pernah juga ditumpahkan + diratakan ke lantai. Di situlah ibu merasa duka (harus ngepel dan lap-lap) tapi juga pengen ketawa. Nah. Karena sedang ada agenda lain , ibu bilang aja , "Zaki , main catnya nanti sore aja ya sebelum mandi. Karena Zaki sudah mandi , kita mau ke rumah eyang , Zaki mau tulis-tulis pakai crayon aja ya?" "Ayooon (baca: crayon) ," balas Zaki. Lalu ia lukis-lukis pakai crayon.
Lalu sedang nunggu GoCar datang di halaman rumah , ehhh Z minta siram-siram air. "Zaki , kita sedang nunggu kendaraan beroda empat datang , nggak mampu siram-siram sekarang ya. Siram-siram bikin baju berair , jika berair , Zaki nggak boleh naik mobil. Zaki mau main sapu-sapu dulu sambil tunggu kendaraan beroda empat datang?"
Berbicara sama bocah 19 bulan ini , ibu harus selalu memberi alasan dan memberi alternatif pengganti untuk keinginannya. Harus kreatif ya mak!
Komunikasi dengan Suami
Di grup kelas Bunda Sayang hari ini , topiknya yakni perbedaan kebutuhan bicara wanita dan pria. Wah pas banget! Dalam sehari , rata-rata wanita butuh mengeluarkan 21.000 kata , sedangkan pria hanya 7.000 kata. Makanya jika seorang wanita di rumah aja dengan anak kecil , sudah untung jika mampu menggunakan 2.000-3.000 kata. Masih ada sisa 18.000 kata yang butuh disalurkan. Kapan lagi jika bukan dikala suami pulang ke rumah :))) Padahal suaminya sudah kehabisan jatah kata dan mengharapkan kedamaian di rumah , sementara istrinya terlihat sedang 'mengomel' :)))
Akupun gres sadar. Tadi pagi , gue ngoceh ke suami suatu problematika yang sebetulnya sudah gue selesaikan sendiri solusinya. Lalu suami memberi solusi padaku. "Iya , udah gue kerjain kayakgitu kok ," jawabku dikala diberi saran suami.
Lalu bekerjsama gue curhat buat apa? Ya sekedar pelampiasan bicara aja ya sepertinya :p
Siang pun dikala habis ada permasalahan dengan orderan taxi online , gue lapor ke suami. Karena gue telat keluar rumah 4 menit setelah taxi online datang , gue ditinggal , orderanku di cancel pak-nya. "Ibu kelamaan keluar , saya udah nunggu dari tadi!" Katanya dikala kutelpon parkir dimana. Ya Tuhan gres juga 4 menit pak , saya kan bawa anak kecil T_T Dalam hatiku bergumam begitu. Tapi gue cuma minta maaf saja ke paknya , sebelum ia tutup telpon.
Setelah gue curhat ke suami , bahwa gue cukup duka dengan kejadian itu , suami bertanya , "Trus gimana?"
"Ya gampang sih , gue pribadi order lagi , alhamdulillah dapat driver yang baik dan mobilnya bersih ," jawabku.
As simple as that. Wanita seringkali bukan butuh solusi. Ia hanya butuh untuk didengarkan. Makanya dikala dapat bahan ihwal perbedaan pria dan wanita , gue merasa sempurna sekali pembahasannya. Memang sudah fitrah , otak wanita dan pria diciptakan berbeda. Sekarang tinggal berpikir gimana cara memanfaatkan 21.000 kata itu menjadi kata-kata yang bermanfaat , bukan isu , bukan ngomel-ngomel :D
#level1
#day10
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayIIP
Terasa banget begitu anak mulai mampu ngomong , ibuk harus putar otak tiap kali anak punya impian yang 'timing'-nya nggak sesuai menurut ibu. Benar-benar butuh ilmu komunikasi produktif untuk bargaining dengan bocah. Karena jika nggak , tentulah akan berakhir dengan tangisan. Atau jika terlalu banyak dilarang , belum tahu nanti efek jangka panjangnya gimana bagi bocah. Jangan hingga ia jadi suka takut untuk memberikan pendapat , atau melemahkan kepercayaan dirinya , atau membunuh kreativitasnya. Tantangan bagi ibu yaaa...
Misalnya hari ini , setelah mandi pagi , Z ingin main cat air. Kalo Zaki main cat , sudah pasti itu cat bakal dilukis-lukis ke tangan dan kakinya , lalu pernah juga ditumpahkan + diratakan ke lantai. Di situlah ibu merasa duka (harus ngepel dan lap-lap) tapi juga pengen ketawa. Nah. Karena sedang ada agenda lain , ibu bilang aja , "Zaki , main catnya nanti sore aja ya sebelum mandi. Karena Zaki sudah mandi , kita mau ke rumah eyang , Zaki mau tulis-tulis pakai crayon aja ya?" "Ayooon (baca: crayon) ," balas Zaki. Lalu ia lukis-lukis pakai crayon.
Lalu sedang nunggu GoCar datang di halaman rumah , ehhh Z minta siram-siram air. "Zaki , kita sedang nunggu kendaraan beroda empat datang , nggak mampu siram-siram sekarang ya. Siram-siram bikin baju berair , jika berair , Zaki nggak boleh naik mobil. Zaki mau main sapu-sapu dulu sambil tunggu kendaraan beroda empat datang?"
Berbicara sama bocah 19 bulan ini , ibu harus selalu memberi alasan dan memberi alternatif pengganti untuk keinginannya. Harus kreatif ya mak!
Komunikasi dengan Suami
Di grup kelas Bunda Sayang hari ini , topiknya yakni perbedaan kebutuhan bicara wanita dan pria. Wah pas banget! Dalam sehari , rata-rata wanita butuh mengeluarkan 21.000 kata , sedangkan pria hanya 7.000 kata. Makanya jika seorang wanita di rumah aja dengan anak kecil , sudah untung jika mampu menggunakan 2.000-3.000 kata. Masih ada sisa 18.000 kata yang butuh disalurkan. Kapan lagi jika bukan dikala suami pulang ke rumah :))) Padahal suaminya sudah kehabisan jatah kata dan mengharapkan kedamaian di rumah , sementara istrinya terlihat sedang 'mengomel' :)))
Akupun gres sadar. Tadi pagi , gue ngoceh ke suami suatu problematika yang sebetulnya sudah gue selesaikan sendiri solusinya. Lalu suami memberi solusi padaku. "Iya , udah gue kerjain kayakgitu kok ," jawabku dikala diberi saran suami.
Lalu bekerjsama gue curhat buat apa? Ya sekedar pelampiasan bicara aja ya sepertinya :p
Siang pun dikala habis ada permasalahan dengan orderan taxi online , gue lapor ke suami. Karena gue telat keluar rumah 4 menit setelah taxi online datang , gue ditinggal , orderanku di cancel pak-nya. "Ibu kelamaan keluar , saya udah nunggu dari tadi!" Katanya dikala kutelpon parkir dimana. Ya Tuhan gres juga 4 menit pak , saya kan bawa anak kecil T_T Dalam hatiku bergumam begitu. Tapi gue cuma minta maaf saja ke paknya , sebelum ia tutup telpon.
Setelah gue curhat ke suami , bahwa gue cukup duka dengan kejadian itu , suami bertanya , "Trus gimana?"
"Ya gampang sih , gue pribadi order lagi , alhamdulillah dapat driver yang baik dan mobilnya bersih ," jawabku.
As simple as that. Wanita seringkali bukan butuh solusi. Ia hanya butuh untuk didengarkan. Makanya dikala dapat bahan ihwal perbedaan pria dan wanita , gue merasa sempurna sekali pembahasannya. Memang sudah fitrah , otak wanita dan pria diciptakan berbeda. Sekarang tinggal berpikir gimana cara memanfaatkan 21.000 kata itu menjadi kata-kata yang bermanfaat , bukan isu , bukan ngomel-ngomel :D
#level1
#day10
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayIIP
0 Response to "Komunikasi Produktif Day #10 - Memberi Alternatif Untuk Bocah"