Selasa, 05 September 2017

Pertama Kali Bayi Naik Pesawat!

Baby Sky | |
Assalamu'alaikum :D
Setelah mengalami periode gundah dan browsing tiada final perihal terbang bersama bayi , lalu menunda-nunda pergi jauh , pada jadinya baby Z melaksanakan penerbangan perdananya di usia 5.5 bulan!


Nggak jauh-jauh kok , cuma Jakarta-Solo (dan sebaliknya). Cuma yaaa sebagai emak anyaran kebanyakan drama , mampu terbang bersama bayi yaitu sebuah prestasi! Padahal kalau dengar dongeng orang lain sih , dari baby usia 40 hari udah banyak tuh yang naik pesawat tanpa drama hehehe...

So , how's the flight?


Alhamdulillah ternyata pengalaman pertama terbang menyenangkan. Pas cari tiket , keukeuh mau naik G*ruda Indonesia aja , dengan impian perjalanan mampu lebih nyaman dibanding naik low cost carrier airlines. Risiko delay kecil , ortu yang bawa bayi pun mampu masuk ke dalam pesawat terlebih dahulu. Kenyamanan itu minimal menambah pede gua sebagai emak anyaran yang banyak cemasnya. Kalau emak rileks , bayi pun nggak rewel. Betul nggak?


Selama di Cengkareng , baby Z didudukkan di stroller. Stroller boleh digunakan di bandara , tetapi menjelang masuk pesawat harus dilipat dan diserahkan ke petugas pesawat untuk dimasukkan ke bagasi. Nantinya di kota tujuan , stroller bisa diambil di conveyor belt pengambilan bagasi atau minta petugas untuk memisahkan langsung.

Ehem , di bandara , 30 menit menjelang boarding , baby Z sempat bosan nggak mau di stroller lagi. Jadilah gendong-gendong sambil dorong stroller kosong. Mana bapake nggak mengijinkan ibuke pake kain jarik gendongan , katanya ribet bentar lagi masuk pesawat. Belakangan gres tertangkap lembap kalo bapake malu istrinya pake gendongan batik :)))))))) Halah halaaah...

Waktu masuk pesawat pun tiba , aku + suami + bayik mampu masuk pesawat duluan. Lalu kami menyiapkan obat tetes hidung (Breathy , larutan garam) dan gel penutup pendengaran untuk baby Z. Obat tetes hidung digunakan atas pesan tersirat ibu-ibu yang juga bawa bayi , katanya supaya hidung bayinya nggak buntu yang mengakibatkan kuping sakit. Sementara penutup pendengaran gagal digunakan alasannya yaitu pendengaran bayi terlalu kecil nggak mampu disumpel. Aih padahal udah bela-belain beli di online shop :)))

Pesawat lepas landas , baby Z disusui , lalu ia tertidur pulas... hingga Solo! Subhanallah! Baru berdiri di bandara Solo lhoooo... Pintar kau nak! Sepanjang jalan ibunya baca majalah dan dengerin musik (tentunya sambil memangku-menyusui bayi).

Second Flight...
Nah , pada penerbangan kembali dari Solo ke Jakarta , gres deh ada drama kecil. Bayinya sudah ngantuk dan ketiduran selama menunggu pesawat datang. Ketika lepas landas , disusui malah rewel. Nggak mau nyusu!!! Aku udah panik aja takut telinganya sakit. Ternyata nggak ada problem sih , bayinya anteng walaupun nggak disusui. Dia juga sama sekali nggak tidur di dalam pesawat.

Di udara , sempat ke toilet bersama bayi untuk cek popok. Wuih harus latihan ganti popok di ruangan super sempit (toilet pesawat) , sambil goyang-goyang pula pesawatnya.

Ketika mendarat pun si bayi sudah selesai menyusu sebelum pesawat menyentuh daratan , but no problemo... Dia nggak nangis , berarti telinganya nggak sakit. Oiya di penerbangan kedua ini kami nggak meneteskan Breathy. But it turned out fine :)


Setelah mengalami 2x penerbangan , berikut ini tips dari Mrs. Tiananana (sotoy banget ya kasih tips , gres juga 2x naik pesawat wwkwkwkk)

Tips Naik Pesawat Bersama Bayi

  1. Menyusui bayi (atau memberi susu , atau memberi minuman) dikala pesawat lepas landas dan mendarat. Udah sih itu aja tipsnya :)))) *digetok palu* Habisnya selama di perjalanan hanya tips ini yang kepake.
  2. Apabila rewel , beri mainan atau cemilan (jika bayi sudah mulai makan). Hanya ajak bayi jalan-jalan jikalau kondisi memungkinkan (tanda kenakan sabuk pengaman telah dipadamkan).
  3. Kenakan pakaian biasa saja , nggak usah tebal berlayer-layer. Baby Z hanya pakai kaos lengan pendek , itu pun dikala lepas landas keringatan , alasannya yaitu AC pesawat belum terasa. Jika kedinginan , gres deh ambil jaket yang sudah disiapkan.
Oiya ada tips lagi sih...

Tips Barang Bawaan Ketika Naik Pesawat Bersama Bayi

  1. Di tas ibu ada minimal 2 popok diapers , 2 baju ganti , tisu lembap , mainan untuk di pesawat semoga bayi nggak bosan
  2. Di tas kabin ada perhiasan baju , popok & jaket bayi , obat-obatan (misal obat tetes hidung , obat demam) , dan cadangan baju bapak ibu untuk keadaan darurat

UPDATE perihal BAWA STROLLER di Bandara:

Jika kau mau pake stroller di bandara , pastikan dulu kau bakal dapat akomodasi garbarata (belalai pesawat). Aku pernah naik Batik dari Bandara Halim , eh udahlah di bandaranya kudu naik eskalator (stroller gak boleh naik eskalator kalo ada bayi di dalamnya - jadi bayi digendong deh) , nggak pakai garbarata pula. Kaprikornus gua harus menenteng stroller turun tangga terminal , lalu jalan kaki menuju pesawat (sambil gotong stroller) sementara baby Z digendong eyangnya. Rempong cyin! Mending dibagasikan dari awal T_T

Tips Memilih Tempat Duduk Jika Terbang Bersama Bayi

Berhubung mengalami sekali di dingklik deretan tengah dan sekali di deret paling depan , ini kesimpulannya:
  1. Jika ingin space kaki lebih luas , pilih deret dingklik paling depan. Minus: Pegangan dingklik tidak mampu diangkat alasannya yaitu meja tertanam di pegangan tangan tersebut. Untuk gua , dikala menyusui baby Z di dingklik deret depan ini agak kurang nyaman alasannya yaitu berasa sempit.
  2. Deret tengah memungkinkan ibu mengangkat pegangan dingklik , sehingga lebih lega dikala menyusui. Waktu itu , jadinya kaki baby Z ada di pangkuan bapaknya , kepalanya di lenganku (dengan syarat: sebelahnya suami/keluarga sendiri atau sedang nggak ada penumpang ya.. Jangan naruh kaki bayi di pangkuan orang absurd :p) Minusnya yaaa episode kaki lebih sempit daripada deret depan.
Nah untuk penerbangan jarak jauh , untuk bayi di bawah 2 tahun biasanya disediakan daerah tidur bayi di deret paling depan. Jika ibu perlu daerah tidur ini (by request) , tentunya harus memilih deret paling depan. Namun dikala lepas landas / mendarat / ada turbulence , bayi harus ada di pangkuan ibu.

Meskipun dipangku , bayi juga pakai sabuk pengaman ya! Lihat di foto pertama , baby Z pakai sabuk. Sabuk itu tersambung dengan sabukku.

Jika Bayi Rewel Di Pesawat

Aku cukup bersimpati pada ibu-ibu (atau bapak-bapak) yang bayinya rewel. Ibuku dongeng , dikala di pesawat dari Hongkong hingga Jakarta ada bayi nangis nggak selesai-selesai. Kebayang kalo gua jadi ortu si bayi , bakal stres & senewen.

Tapi diperlukan ibunya usah makin stres ya... Kalau segala cara sudah ditempuh untuk menenangkan bayi , tapi bayi masih rewel , mungkin si bayi memang sedang fase rewel aja kali yaaaa (ada teori Wonder Weeks , yakni di pekan-pekan tertentu bayi akan rewel lain dari biasanya). Atau sedang kesakitan entah dimana (bayi belum mampu berkomunikasi 'kan).

Jika ibu stres , bayi mampu mencicipi dan makin rewel. Yaaaa berharap aja para penumpang memaklumi tangisan bayi. Toh mereka pernah punya anak/keponakan (bagi penumpang dewasa) atau akan punya anak/keponakan (bagi penumpang yang masih single). Pasti tau bahwa tiap ibu nggak menginginkan anaknya nangis , dan sudah melaksanakan banyak sekali cara untuk menenangkan bayi.

Alhamdulillah banget baby Z nggak mengalami rewel selain rengekan kecil dikala ia bosan dan butuh ganti posisi duduk... Bersyukurrrr...
---

Beginilah pengalamanku terbang bersama bayi 5 ,5 bulan. Di umur berapa bulan kau mulai bawa-bawa bayi pergi?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar