Assalamu'alaikum ,
Hari ini , Zaki sedang agak rewel. Pileknya yang sudah berlangsung seminggu , belum sembuh-sembuh juga. Sudah beberapa hari terakhir ia menolak untuk disedot ingusnya (pakai alat) , bahkan dilap aja gak boleh =_="
Jadi tiap gua mengeluarkan alat sedot ingus , Zaki eksklusif kabur dan bilang , "Nggaauuu..." (Nggak Mau) sambil geleng-geleng dan mukanya mau nangis. Perdebatan pun berlangsung. "Zaki , ingusnya ibu sedot ya semoga napasnya enak , semoga mampu nyusu juga..." Jawabnya tetap , "Ngaaauuu.." Sambil semakin menangis setiap gua membujuknya.
Puncaknya , dikala beliau meminta cemilan roti marie. Sejak batuk pilek , gua memang melarang ia makan cemilan , apalagi yang kriuk kriuk. Zaki pun paham bahwa ia batuk = nggak boleh nyemil. Tapi kali ini ketika beliau sakau pengen roti marie , gua bilang aja , Zaki boleh makan cemilan ASALKAN mau disedot ingusnya. Aku berguru menggunakan pilihan sebagai bentuk komunikasi produktif.
Drama pun terjadi. Z keukeuh minta cemilan tapi nggak mau sedot ingus. Ibu bilang , jikalau nggak disedot ingus ya nggak dikasih cemilan. Sampai Z nangis-nangis :(
Di sini ibu berguru konsisten sih dengan pilihan yang ibu kasih. Meski Z nangis meraung hingga didengar tetangga , jikalau nggak sedot ingus ya nggak dikasih.
Kaprikornus ingat pesan mbak Farida fasilitator kelas Bunda Sayang , dalam berkomunikasi produktif , nggak mesti harus dengan intonasi ramah. Ketegasan mampu aja diperlukan. Yang nggak boleh yakni intonasi meninggi alasannya emosi.
Ibu pun bertanya , kenapa Zaki nggak mau disedot ingusnya? Apakah sakit? "Akiiit..." kata Zaki sambil merengek. "Nanti jikalau mau sedot ingus , ibu pelan-pelan ya sedotnya..." "Ngauuuu..." Tetap menolak.
Pada kesannya , berhasilkah ibu sedot ingusnya? Berhasil , dengan paksaan. Beberapa dikala sebelum tidur siangnya Z , kepala & tangannya Zaki ibu pegangin , lalu asisten ibu pegang alat sedot ingus. Nangis itu pasti. Tapi ibu udah gak tahan dengar bunyi srat srot ingusnya Z yang tertahan di dalam hidung T_T Hasil sedot ingusnya banyak dehhh , lega lihatnya. Setelah nangis 5 menit , Zaki terdistraksi sama mainan , lalu tidur siang.
Trus ibu lupa ngasih imbalan roti marie , dan Zaki pun juga lupa tadi pengen roti marie. Yawes lah yaaa... Nyemil yang sehat-sehat aja pas batuk ya nak.. Buah , ato makan nasi lauk pauk sekalian.
Komunikasi dengan Pasangan
Ada satu koper suami dari luar kota yang belum dibongkar & dibereskan isinya , terbengkalai di ruang tamu. Kalau nggak dibereskan istrinya , mungkin itu koper bakal tetap di sana terus. Tapi istri lagi nggak ada energi beres-beres koper. Puasa , ngurus anak , nyusuin , beres-beres rumah , lemes bro (ah alasan aja sih). Intinya , pengen pak suami yang bongkar kopernya sendiri.
Kaprikornus menerapkan eye contact aja ketika ngobrol santai. Minta suami sebelum pergi besok membereskan kopernya dulu. Sambil dibercandain , kalo koper gak beres , gak boleh pergi lho yaaaa hehehe. Iya , kata pak suami.
Moga besok beneran diberesin ya :D aamiin.
#level1
#day5
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayIIP
Hari ini , Zaki sedang agak rewel. Pileknya yang sudah berlangsung seminggu , belum sembuh-sembuh juga. Sudah beberapa hari terakhir ia menolak untuk disedot ingusnya (pakai alat) , bahkan dilap aja gak boleh =_="
Kayak gini nih alat sedot ingusnya Zaki. Dulu awal-awal pilek mau pake dengan tulus , lama-lama nolak. Sumber gambar: asibayi.com |
Jadi tiap gua mengeluarkan alat sedot ingus , Zaki eksklusif kabur dan bilang , "Nggaauuu..." (Nggak Mau) sambil geleng-geleng dan mukanya mau nangis. Perdebatan pun berlangsung. "Zaki , ingusnya ibu sedot ya semoga napasnya enak , semoga mampu nyusu juga..." Jawabnya tetap , "Ngaaauuu.." Sambil semakin menangis setiap gua membujuknya.
Puncaknya , dikala beliau meminta cemilan roti marie. Sejak batuk pilek , gua memang melarang ia makan cemilan , apalagi yang kriuk kriuk. Zaki pun paham bahwa ia batuk = nggak boleh nyemil. Tapi kali ini ketika beliau sakau pengen roti marie , gua bilang aja , Zaki boleh makan cemilan ASALKAN mau disedot ingusnya. Aku berguru menggunakan pilihan sebagai bentuk komunikasi produktif.
Drama pun terjadi. Z keukeuh minta cemilan tapi nggak mau sedot ingus. Ibu bilang , jikalau nggak disedot ingus ya nggak dikasih cemilan. Sampai Z nangis-nangis :(
Di sini ibu berguru konsisten sih dengan pilihan yang ibu kasih. Meski Z nangis meraung hingga didengar tetangga , jikalau nggak sedot ingus ya nggak dikasih.
Kaprikornus ingat pesan mbak Farida fasilitator kelas Bunda Sayang , dalam berkomunikasi produktif , nggak mesti harus dengan intonasi ramah. Ketegasan mampu aja diperlukan. Yang nggak boleh yakni intonasi meninggi alasannya emosi.
Ibu pun bertanya , kenapa Zaki nggak mau disedot ingusnya? Apakah sakit? "Akiiit..." kata Zaki sambil merengek. "Nanti jikalau mau sedot ingus , ibu pelan-pelan ya sedotnya..." "Ngauuuu..." Tetap menolak.
Pada kesannya , berhasilkah ibu sedot ingusnya? Berhasil , dengan paksaan. Beberapa dikala sebelum tidur siangnya Z , kepala & tangannya Zaki ibu pegangin , lalu asisten ibu pegang alat sedot ingus. Nangis itu pasti. Tapi ibu udah gak tahan dengar bunyi srat srot ingusnya Z yang tertahan di dalam hidung T_T Hasil sedot ingusnya banyak dehhh , lega lihatnya. Setelah nangis 5 menit , Zaki terdistraksi sama mainan , lalu tidur siang.
Trus ibu lupa ngasih imbalan roti marie , dan Zaki pun juga lupa tadi pengen roti marie. Yawes lah yaaa... Nyemil yang sehat-sehat aja pas batuk ya nak.. Buah , ato makan nasi lauk pauk sekalian.
Komunikasi dengan Pasangan
Ada satu koper suami dari luar kota yang belum dibongkar & dibereskan isinya , terbengkalai di ruang tamu. Kalau nggak dibereskan istrinya , mungkin itu koper bakal tetap di sana terus. Tapi istri lagi nggak ada energi beres-beres koper. Puasa , ngurus anak , nyusuin , beres-beres rumah , lemes bro (ah alasan aja sih). Intinya , pengen pak suami yang bongkar kopernya sendiri.
Kaprikornus menerapkan eye contact aja ketika ngobrol santai. Minta suami sebelum pergi besok membereskan kopernya dulu. Sambil dibercandain , kalo koper gak beres , gak boleh pergi lho yaaaa hehehe. Iya , kata pak suami.
Moga besok beneran diberesin ya :D aamiin.
#level1
#day5
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayIIP
Tidak ada komentar:
Posting Komentar