Melanjutkan tantangan Komunikasi Produktif dari hari sebelumnya , mengenai Komunikasi Dengan Anak.
Hari ini Z (19 bulan) minta apel , tetapi menyerupai biasa , setelah makan 2-3 potong , selanjutnya dilepeh-lepeh.
Kebiasaan melepeh-lepeh ini sudah berlangsung beberapa bulan sih. Bisa sebab beliau sudah kenyang , nggak suka makanannya , atau memang lagi iseng saja (kalau hanya iseng , suapan berikutnya dimakan tanpa dilepeh). Kadang berhasil dinasehati , kadang juga enggak. Belum ketemu polanya.
Hari ini saya terapkan lagi teori 7-38-55. Setelah makanan dilepeh , saya duduk lagi sejajar Z , sambil bicara lembut. "Zaki , lepeh-lepeh itu nggak bagus..." "Maemmm.." balas Zaki. "Iya nak , makanan itu dimaem , supaya Zaki mampu tumbuh sehat & tinggi... Kalau udah tinggi , Zaki mampu gelantungan di bis..." Zaki dari dulu pengen banget gelantungan di bis , tapi saya selalu bilang beliau belum cukup tinggi , nggak aman untuk gelantungan :D
Suapan berikutnya , apel beliau makan. Namun selanjutnya dilepeh lagi =_="
"Nak , bila udah kenyang , apelnya nggak usah dimakan lagi. Nggak cantik lepeh-lepeh..."
"Maemmm..." Kata Zaki lagi. Iya dimaem nak , jangan dilepeh. Gemes deh :))))
Entah sebab saya terfokus pada kejadian lepeh-lepeh ini , seharian sepertinya beliau lepeh-lepeh terus. Semakin sore emaknya semakin gak sabar. Sempat ngotot minta kurma , namun setelah 1 gigit , berikutnya dilepeh-lepeh. Ibu bilang dengan tegas bahwa Zaki nggak boleh ambil kurma lagi sebab dilepeh-lepeh. Zaki protes dan nangis sih , masih tetap minta ambil kurma dari wadah. Tapi sudahlah , agar beliau paham lepeh-lepeh itu nggak bagus. Melepeh makanan = nggak dapat makanan.
Urusan melepeh-lepeh ini masih menjadi peer-ku. Berharap besok beliau sudah nggak melakukannya. Tetapi , mampu jadi tingkah polah ini sebab beliau sedang tumbuh gigi , sehingga gatal ingin mengunyah tapi nggak mau menelan.
Komunikasi Dengan Pasangan
Ada beberapa kaidah yang mampu diterapkan untuk berkomunikasi dengan pasangan:
Ada beberapa kaidah yang mampu diterapkan untuk berkomunikasi dengan pasangan:
- Clear and Clarify
- Choose The Right Time
- Kaidah 7-38-55
- Intensity of Eye Contact
- I'm Responsible for My Communication Result
Kemarin-kemarin suami sedang ke luar kota , kontak kami hanya via WhatsApp. Setelah beliau pulang , gres deh saya praktek komunikasi. Malam ini , ternyata teori yang mampu dipraktekkan ialah kaidah no.2: Choose The Right Time.
Berhubung suami sedang capek banget habis perjalanan jauh , beliau ketiduran sehabis sholat magrib. Diajak ngobrol , disuruh berdiri untuk sholat susaaaahhh banget. Matanya nempel kayak kena lem. Ini berarti 'not the right time'. Ya sudahlah , badannya sedang menuntut hak untuk istirahat.
Suami berdiri sekitar jam 9 malam. Lapar dan haus , minta diambilkan minum. Lalu kami nyemil-nyemil sambil minum teh lemon hangat di meja makan. Kami ngobrol hal-hal penting menyerupai mau pesan hotel berapa malam untuk Idulfitri , mau naik apa dikala mudik nanti.
Obrolan menyerupai ini nggak mungkin terjadi bila kita nggak "Choose The Right Time" :) alhamdulillah , dapat quality time (plus quality talk). Obrolan berakhir dengan suami mau sholat isya & taraweh.
#level1
#day2
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayIIP
#day2
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayIIP
Tidak ada komentar:
Posting Komentar