Assalamu'alaikum buibuk...
Akhirnya bulan lalu gue mengalami yang namanya resah alasannya yakni ART. Selama ini yang kulihat di medsos , banyak ibu-ibu curcol drama ART. Yang habis Idulfitri gak balik lah , yang susah diajarin lah , yang main hape mulu lah. ARTku? Baiknya bukan main. Beliau seorang janda , dulunya kerja di rumah bapak ibuku di Surabaya. Sejak gue lahiran , si mbak ikut denganku. Makara semacam perpanjangan tangan ibuku dalam membantu di rumah pasca kelahiran baby Z.
Mbak di rumah , Z , dan mbak rumah mertua |
Jujur aja sih , dengan adanya ART , gue cukup terlena dengan segala kemudahan. Pagi-pagi sarapan sudah disiapkan , malam pun ada masakan. Setrikaan selalu beres nggak ada tumpukan. Aku tinggal pegang baby Z aja. Mau mandi dan sholat , bisa titip bayi sebentar ke si mbak. Baby Z pun menikmati bermain sama si mbak yang suka anak kecil.
Karena sudah percaya , beberapa kali gue pun bisa mempercayakan baby Z ke mbak ketika gue ada urusan ke luar , event blog , atau sekedar ke pasar.
Ya Allah. Nikmat bener ya.
Aku jadi kurang yakin dengan kemampuanku jadi IRT serba bisa yang sambil ngemong anak , rumah tetap rapi , kuliner selalu siap sedia , dan setrikaan beres bila nggak ada bala bantuan.
Sesuai pembicaraan awal sebelum kerja di rumah , si mbak sudah berencana menikah di bulan April 2017. Selama ini dia long distance dengan calonnya di luar pulau sana. Nggak kerasa , hampir 1.5 tahun mbak menemani gue dan baby Z di rumah... Bulan April datang juga.
Rasanya... Sedih luar biasa. Seperti kehilangan sosok bude/keluarga dekat. Karena sehari-hari selama 1.5 tahun ini , si mbak yang jadi sobat sehari-hari. Kalau gue sakit dikerokin , dibuatin jamu. Pokoknya tentram banget deh.
Yang paling duka sih ketika melihat baby Z. Tiap pagi biasanya Z udah lari ke tangga , panggil-panggil mbak untuk ngajak main. Biasa Z suka ikut kalo mbak siram-siram tanaman atau manggil tukang sayur di depan rumah. Kalo main , suka ketawa cekikikan berdua. Mbak pun bilang , Z udah dianggap kayak anak sendiri. Makanya , duka juga mikirin bahwa Z akan kehilangan sobat mainnya.
Bersama mbak dikala baby Z beranjak 1 tahun |
Tepat bulan April , gue dan Z diajak bapak ibu jalan ke luar negeri. Kupikir , momennya pas banget. Ke Surabaya dulu sekalian ngantar mbak , lalu akupun pergi. Makara sama-sama pisah. Semoga sama-sama nggak duka dan nggak ada yang merasa 'ditinggal'.
Pas hari H kami pamitan , akupun nangis. Kehilangan. Seolah hidup di Jakarta gak akan sama lagi menyerupai biasanya , hehehe lebay ya. Tapi sedihnya nggak lama , alasannya yakni perjalanan bersenang-senang dengan eyang-eyangnya baby Z sudah menanti.
Menjadi IRT Tanpa Asisten
Sepulang dari liburan , akupun kembali ke rumah Jakarta. Hari pertama masih hari libur , ada suami dan adikku. Bisa disambi masak alasannya yakni ada yang bantu pegang baby Z.
Hari berikutnya , gue hanya berduaan baby Z.
Gimana caranya kerjaan rumah tetap beres??? Sementara bila sudah bangkit , bocahnya gelendotan nggak mau disambi. Mintanya ditemani main. Dan bila tidur siang maunya dikelonin , bila ditinggal dari kasur dia kerasa , trus ikut bangkit :)))
Tips 1: bangkit sepagi mungkin untuk masak dan ngepel rumah
Berhasil di hari pertama doang sih. Hari berikutnya si bocah ikut bangkit pagi. Atau dia maksa minta dikelonin sambil mimik asi.Tips 2: libatkan anak di pekerjaan rumah / acara ibu
Ini gue terapkan dikala masukin baju ke mesin basuh (bersama-sama) , dan menjemur baju (baby Z yang mengeluarkan cucian ke keranjang , sementara gue menjemur). Saat menyapu , Z pun ikut menyapu (dibelikan sapu kecil). Saat mau solat , gue juga mengajak Z solat (biasa dia suka menjiplak gerakan takbir atau sujud). Yah meskipun tetep sih , di rokaat kedua dia sudah mulai cranky merasa dicuekin dan narik-narik mukena ibuk. Oiya , mencuci piring juga sering bersama-sama. Z episode basah-basahnya deh pokoknya.Tips 3: lakukan pekerjaan rumah sambil menggendong
Misalnya menyapu , memasak (sebetulnya nggak recommended sih , takut anak terpercik minyak panas... tapi gue sering melaksanakan ini alasannya yakni nggak ada waktu lagi untuk masak).Tips 4: manfaatkan jam tidur siang bayi
Di 30 menit pertama tidur siangnya , Z lumayan anteng. Biasanya gue ngebut basuh piring , motong-motong sayuran atau melelehkan lauk untuk dimasak sorenya (sambil menggendong).Tips 5: bijak dalam menyetrika
Maksudnya nggak usah semua baju disetrika :))) baju rumah dan baju dalam , cukup dilipat saja. Aku menyetrika hanya sekali seminggu , malam ketika weekend (weekend relatif nggak capek alasannya yakni siangnya ada bala santunan jaga baby Z) , sambil dengar musik youtube dan makan keripik kentang. Me time banget ya :pTips 6: delegasikan apa yang bisa didelegasikan
Menurutku sih , nggak perlu lah gue menjadi ibu super yang harus mengerjakan semuanya sendiri. Sebisanya kerjaan domestik gue kerjakan. Tapi sewaktu nggak sempat masak , akupun mendelegasikan peran masak pada... orang restoran , alias nge-gojek makanan hehehe. Yang penting pilih resto yang bersih dan sehat sih , alasannya yakni bocah suka ikut makan punya orangtuanya. Nanti pun bila sudah nggak berpengaruh dengan tumpukan setrikaan , gue berencana mendelegasikan ke jasa laundry kiloan. Tapi so far masih bisa ditangani sih.
Jangan hingga alasannya yakni target menjadi supermom , kerja di rumah melampaui batas. Kalo jatuh sakit kan mamak yang rempong , nggak ada orang cukup umur lain di rumah yang bisa jaga bayi. Betul gak?
Saat ini Z 18 bulan , bukan tipe-tipe bayi anteng yang bisa main sendiri sementara ibunya bisa menyambi kerjaan rumah atau masak-masak cantik. Dia masih sangat butuh perhatian orang cukup umur dikala bermain. Paling pol bertahan main sendiri hanya 2-3 menit (cuma sempat ngasih sabun ke piring kotor dah , atau kalo ngupas buah juga ga sampe simpulan udah jerit-jerit). Makara kalo dia mulai rewel , terpaksa stop kerjaan domestik , daripada dia badmood , nanti mamak ikutan badmood.
Sekarang akupun masih mencari 'jadwal harian' yang pas untuk pekerjaan rumah. Kemarin nyobain ngepel malam-malam pas Z bobok. Niatnya sih agar pagi-pagi rumah udah kinclong gak usah dipel. Eh ternyata paginya lantai udah terasa berdebu lagi. Zzzzz. Pernah juga berniat masak sekali aja , siang-siang dikala Z tidur. Masakannya untuk makan siang dan makan malam , sementara pagi cukup makan roti dan buah. Tapi ternyata lapar juga paginya , butuh nasi. Beli nasi uduk deh :)))
Buibuk tanpa ART , ada tips-tips kece nggak , gimana caranya anak bahagia dan kenyang di rumah , plus kerjaan domestik simpulan :D Suka kagum sih sama ibu-ibu yang anaknya lebih dari 1 , tanpa ART , produktif pula XD You're all supermoms!!
0 Response to "Ketika Mbak Asisten Harus Pergi"