Latest News

Drama ASI #3: Milk Blister Mastitis dan Nasihat Abang Gojek

Baby Sky | |
Assalamu'alaikum!

Kupikir , kunjungan ke klinik laktasi cuma urusan di awal-awal lahiran aja. Ternyata di usia bayiku yang 11 bulan , gue harus kembali menemui dokter laktasi.

Masalahnya yaitu pada suatu hari , payudara kananku terasa nyeri ketika dibuat menyusui. Saat kuteliti , ada bintil ibarat jerawat di ujung puting! Bintil itu berwarna putih. Yaaaa ibarat jerawat matang T_T Sakitnya jangan ditanya. Saat disusui , gue harus menahan tangis huhuhu...

Setelah browsing , gue yakin bintil ini berjulukan Milk Blister. Asalnya dari sumbatan ASI. Di sebagian payudara memang terasa ada gumpalan keras. Bisa terjadi alasannya ASI nggak dikosongkan (sehingga sisa-sisa ASI menyumbat jalan masuk air susunya) , atau alasannya tekanan (misal pemakaian bra yang terlalu ketat) - kalau dalam kasusku sepertinya alasannya gue menyusui sambil tiduran , jadi episode payudara ada yang tertekan ke kasur.

Pergi ke Klinik Laktasi St. Carolus

Karena gue takut duduk perkara ini merembet jadi mastitis / infeksi , gue panik dan eksklusif ke klinik laktasi Carolus hari itu juga. Terakhir ke Carolus , waktu baby Z umur 2.5 ahad , ketika gue ada drama ASI yang kurang (baca: Drama ASI #1). Nggak nyangka balik ke RS ini lagi , padahal gue lumayan menghindar , alasannya klinik laktasi di sini antriannya lama banget. Satu pasien mampu menghabiskan 30 menit hingga 1 jam di dalam ruang dokter.

Dr. Nidya mengompres PD yang bisul dengan kompres air hangat , lalu mengusap-usap bintil Milk Blister dengan waslap basah. Hal ini dilakukan untuk 'mengikis' kulit jerawatnya supaya terbuka , dengan cita-cita sumbatannya terbuka. Akupun diajari pijat payudara , yang bergotong-royong sudah diajari oleh dokter laktasi lain di sini ketika baby Z masih 2.5 minggu. Aku akal-akalan belum tau teknik pijatnya , takut dimarahin alasannya udah pernah berguru tapi gak pernah dipraktekkan :)))

Langkah-langkah pijat payudara yang diajarkan di klinik laktasi St. Carolus sangat panjang! Beberapa gerakannya ada yang umum , contohnya pijat dengan tekanan spiral di sekeliling payudara , dan spiral dari luar payudara ke arah puting. Masih ada sekitar 20 langkah lainnya , dari pijat punggung , pijat payudara , pijat puting , hingga tekanan akupuntur. Susah kalau diceritakan , mending eksklusif berguru ke sana aja.

Selesai pijat , gue diresepkan antibiotik , obat pereda nyeri (paracetamol) , dan pereda bisul (Nutriflam). Lalu gue diminta kontrol 5 hari kemudian. Akupun pulang ke rumah.

Oiya , ada hal mengerikan yang gue lakukan lho. Saat 3 hari bintil putih masih ada di payudara , gue berinisiatif mencongkel kulit 'jerawat' itu dengan jarum pentul yang sudah kubakar dan kulap alkohol semoga steril. Ini gara-gara gue baca di forum FemaleDaily , ada ibu-ibu yang berhasil mengusir Milk Blister dengan cara ini.

Berhubung sepertinya PD sudah baikan: Milk Blister hilang , gumpalan keras sudah berkurang , disusui sudah gak sakit , akupun nggak kontrol dokter. Males juga sih ke klinik laktasi lagi.

Badan Menggigil , Payudara Sakit , ASI Menjadi Seperti Nanah T_T

The worst nightmare I had as a breastfeeding mom! Tengah malam , seminggu setelah kupikir sembuh dari Milk Blister , payudara kananku super sakit dan badanku menggigil. Benar-benar kedinginan , hingga gigiku bergemeretak. Saking nggak berpengaruh , gue minum paracetamol supaya mampu tidur.

Sepertinya alasannya si bocah sudah doyan makan , kuantitas dia menyusu padaku jadi sedikit. Kambuh lagi deh sumbatan ASI-nya. Aku juga udah nggak telaten pijat ASI semenjak ahad sebelumnya.

Pagi setelah berdiri tidur , gue gres sadar ASI kananku berwarna kuning ibarat nanah. Astaghfirullah. Kaprikornus ada 1 titik ASI yang mengeluarkan ASI kuning , sedangkan titik lainnya , ASI tetap putih. Aku cicipi ASInya , terasa asin dan anyir. Seharusnya ASI kan manis T_T

Aku panik , takut mastitis. Setahuku , di kasus mastitis yang terlambat ditangani , payudara harus dibedah untuk mengeluarkan sumbatan ASInya , alasannya payudara sudah terinfeksi. Lalu ASI yang bernanah harus rajin diperah dan dibuang. Kalau enggak diperah , ASI bakalan berhenti. Oh my , gue takut!

Pertanyaannya yaitu , apabila terjadi mastitis , gue harus ke dokter apa???
A. Dokter Laktasi , yang biasanya yaitu Dokter Spesialis Anak , atau
B. Obgyn?

Setelah konsultasi ke iparku yang dokter , dan ke pakde yang obgyn , jawabannya adalah:
C. Dokter Bedah , kalau mampu yang spesialisasinya Onkologi

Maaaakkkk!! Dokter bedah???? Hatiku eksklusif nyesss kebayang payudara dibedah T_T
Tapi demi ASI kembali lancar , akupun membuat akad dengan dokter bedah umum di RS Mitra Keluarga , yang lumayan erat dengan rumahku. Pergi naik gojek sendirian , alasannya suami sedang dinas luar kota. Deg-degan? Lumayan!

Dokter memeriksa episode PD yang sakit , tapi dia nggak menemukan ruam merah bisul yang umumnya menjadi tanda jikalau terjadi infeksi. Kaprikornus dia memutuskan belum perlu ada tindakan bedah Alhamdulillah.

Aku hanya diresepkan antibiotik , pereda nyeri dan pereda bengkak.

Selama 3 hari , akupun rajin-rajin memeras ASI di PD yang sakit. Bagiku susah sekali perah pakai pompa , alasannya nggak terbiasa. Biasanya 'kan gue menyusui langsung. Kaprikornus ketika itu lebih sering gue perah dengan tangan , sambil melihat apa di titik yang sakit , ASInya masih kuning atau enggak.

Hari demi hari , rasa asin pada ASI pun berkurang. Saat sudah nggak terlalu asin , gue biarkan baby Z menyusu eksklusif pada episode yang sakit. Biar cepat plong! Kebetulan baby Z lagi sering banget pup agak m*ncret , entah alasannya ASIku yang terinfeksi atau alasannya dianya salah makan yaaaa... Masih menjadi misteri...

Nasihat Abang Gojek 

O iya , ada dongeng konyol sih sewaktu gue pulang dari RS Mitra Keluarga. Aku naik gojek supaya cepat hingga rumah , dalam keadaan agak meriang. Eh dapat supir gojek yang tampilannya kayak preman.

Di jalan , abang gojeknya tanya , "Yang sakit siapa mbak?"

Aku yang sedang nggak fit pun entah kenapa menjawab jujur wkwkwkk....

T: "Saya bang..."
Gojek: "Sakit apa mbak?"
T: "Demam meriang , gara-gara ASI tersumbat..." (batinku: mana ngerti ya abangnya?)
Gojek: "Ah pasti mbak-nya nyusuin cuma sebelah aja ya?"
T: (buset ini abang kok tau aja , lebih sering nyusuin sebelah)
G: "Kalo nyusuin tuh harus ganti-ganti mbak , kanan-kiri , kanan-kiri gituu.."
T: "Istrinya nyusuin juga ya bang?"
G: "Iya... pokoknya kalo udah 'kenceng' , harus eksklusif nyusuin! Atau diperes... kan sekarang ada alatnya apa tuh namanya..."
T: "Pompa bang!"
G: "Iya pompa!"
.
.
.

Absurd banget deh , sepanjang jalan diceramahin ASI sama abang gojek yang awalnya kupikir kayak preman :)))

Bahkan hingga depan rumah , si abang masih nasihatin , "Inget ya mbak , kalo udah kenceng , disusuin atau dipompa!" Sepertinya kedengeran tetangga juga sih kata-kata abangnya :))))

---
Alhamdulillah , setelah rajin minum obat , ngabisin antibiotik , rajin pijet payudara , banyakin istirahat (tapi sekarang ngeblog begadangan lagi zzzz) , juga rajin perah episode yang sakit , titik bisul di PD hilang. ASI sudah nggak asin. Juga sudah nggak sakit.

Jangan hingga kambuh lagi deh! Pokoknya kalau PD sudah ada grenjel-grenjel/benjolan keras , itu kudu banget disusuin! Atau diperah! ASInya harus keluar!

Wassalam.

0 Response to "Drama ASI #3: Milk Blister Mastitis dan Nasihat Abang Gojek"