Senin, 31 Juli 2017

Belajar Investasi Reksadana Versi Newbie

Baby Sky | |
Assalamu'alaikum. Serandom-randomnya isi blogku , lebih random lagi sekarang gua mau kisah ihwal Reksadana :P Sebagai orang awam yang bukan jago keuangan , gua bersyukur bapakku punya sertifikasi financial planner. Makara , semenjak lulus kuliah gua sudah 'dituturi' macam-macam ihwal keuntungan investasi di Reksadana.

Sori gambarnya gak nyambung , asal edit aja :p Hayooo di tahun 90-an uang Rp 10.000 mampu buat beli apa aja ya?

Ngapain Investasi? Kenapa nggak Nabung aja?

Nabung di bank , bunganya segitu-segitu aja. Kalah sama inflasi / kenaikan harga. Jaman gua SD , harga Chiki Rp 350. Sekarang udah Rp 2.000-an aja! Kalau punya uang cuma disimpan , nilainya di masa depan pasti jauh lebih rendah dari daya belinya dikala ini. Makanya kita butuh instrumen investasi yang (diharapkan) mampu meningkatkan nilai uang kita lebih tinggi dari inflasi.


Apa sih Reksadana itu?

Reksadana wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam Portofolio Efek oleh Manajer Investasi. [1]

Pengertian ini menurutku sulit dicerna hahaha. Tapi intinya begini. Orang-orang ingin menanamkan modal di perusahaan-perusahaan besar , dengan cita-cita ikut mendapat untung 'kan? Tapi untuk menanamkan modal dibutuhkan uang yang banyak. Bagaimana jikalau uang yang kita punya hanya minimal Rp 100.000? Mau nanam modal dimana? Di Hongkong? *eh

Di reksadana , kita bagaikan membentuk suatu wadah patungan bersama orang-orang yang juga ingin menanamkan modal , lalu dana kita dikelola oleh Manajer Investasi. Manajer Investasi itulah yang akan membantu kita memilih , modal akan dimasukkan ke perusahaan mana saja yang menguntungkan. Tentunya Manajer Investasi yaitu tubuh yang sudah berpengalaman dan punya sertifikat. Makara kita ga usah ambil pusing , duit kita ditanamkan di Selkomtel , Pabrik Pupuk , atau perusahaan lainnya. Itu tugasnya Manajer Investasi.

Lalu bagaimana memulai beli Reksadana?

Di awal tahun 2011 , di umur 24 tahun , Bapak mengajakku datang ke sebuah bank-sebut saja Mandi Sendiri. Bank Mandi Sendiri menjual banyak sekali jenis reksadana dari banyak sekali Manajer Investasi. Contoh Manajer Investasi yaitu Schroder , BNP Paribas , Bahana , Danareksa , dsb. Masing-masing Manajer Investasi punya beberapa produk , misalnya Schroder punya produk reksadana syariah , reksadana campuran , reksadana saham dan pasar uang.

Kita mampu mengintip kinerja investasi produk-produk tersebut di infovesta.com. Di situs ini kau mampu memilih kinerja Reksadana Pendapatan Tetap , Campuran , Saham , Pasar Uang , hingga Syariah. Bedanya apa? Silakan google "Jenis Reksadana" :D

Yang gua tanamkan di otak yaitu 2 hal ini:
  1. Makin besar profit yang kau harapkan , makin besar risikonya!
  2. Untuk tujuan keuangan jangka pendek pilih Reksadana yang paling aman (keuntungan kecil tapi risiko sedikit - reksadana Pasar Uang) , sedangkan untuk tujuan keuangan jangka panjang pilih Reksadana yang memperlihatkan profit besar dengan risiko besar (Reksadana Saham).

Mengintip infovesta.com bab Reksadana (scroll ke bawah di homepage)

Tips ala gua sih , cari yang kinerja 1 tahun dan 3 tahunnya indah (angkanya warna ijo). Karena jikalau cuma lihat kinerja harian / 1 bulan yang lalu , walaupun untung , belum tentu jagka panjangnya tetap untung.

Reksadana eksklusif beli banyak atau diatur per bulan?

Enaknya di bank Mandi Sendiri , reksadanaku mampu diatur autodebet per bulan. Makara tiap bulan , gua berinvestasi tetap sejumlah sekian rupiah. Karena harga reksadana naik turun , dengan cara beli dikit-dikit tiap bulan kita mampu menghindari risiko beli di harga tinggi (kita kan nggak tau , harga besoknya akan naik atau turun) , jadi belinya dapat harga rata-rata deh.

Kalau kau datang ke bank-nya , pasti dijelasin kok sama CS , list reksadana yang mampu dibeli , cara mengatur investasi bulanan , dan mau hingga kapan autodebetnya berjalan. Pastikan beliau menjelaskan ihwal reksadana ya , bukan produk tabungan berjangka-nya bank (kadang abis beli reksadana suka ditawarin produk-produk bank yang lain).

Kalau sudah beli reksadana , kapan boleh diambil?

Yah tabah mbak. Namanya investasi , kita berharapnya kan untuk jangka panjang , misal 5 tahun hingga 50 tahun ke depan. What? Lama amat? Yaaaa itu kan untuk tujuan yang lebih penting , misal uang pangkal sekolah anak , atau malah duit untuk pensiun.

Sebenernya sih mampu aja , beli reksadana lalu dicairkan beberapa bulan kemudian. Tapi untungnya nggak akan kerasa deh. Untuk pencairannya harus ke bank pula , diurus dokumennya. Ada juga sih bank yang mampu jual beli reksadana via internet banking. Tapi menurutku makin susah uangnya diambil , makin aman investasinya :D Nggak mampu dipakai belanja kepepet-pepet , apalagi jikalau lagi trend diskon.

Reksadanaku nilainya turun! Rugi donk?

Ya bakalan rugi jikalau pas nilainya turun , reksadananya malah kau cairkan :p Makanya kan kita investasi untuk jangka panjang , walaupun harga harian naik turun , di jangka panjang nilainya cenderung naik. Maka pastikan Manajer Investasi yang kau pilih kinerjanya indah , salah satu caranya ya lihat di web infovesta yang tadi kusebutkan :)

UPDATE: Don't Put Your Egg in One Basket

Salah satu saran bagi yang mau menanamkan uangnya untuk beli reksadana , belilah beberapa produk yang portfolionya baik. Jangan cuma masukin uangmu di satu produk reksadana. Ini bertujuan untuk membagi risiko , misal yang satu nilainya agak jatuh , mampu jadi yang lainnya memberi pertumbuhan nilai yang tinggi.

Kalau tertarik berguru lebih lanjut...

Aku sarankan untuk baca bukunya Ligwina Hananto berjudul Untuk Indonesia yang Kuat: 100 Langkah Untuk Tidak Miskin. Di buku ini , mata mampu cukup terbuka terhadap pentingnya berinvestasi.

Sekian postingannya , walaupun (mungkin) kurang detail informasinya , supaya mampu membantu temen-temen yang sedang penasaran investasi ya ;) Buat yang paham soal reksadana , sharing tips-tips di komen yaaa...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar