Latest News

Drama ASI #2: The Happy Ending

Baby Sky | |
Assalamu'alaikum , buibuk...

Alhamdulillah umur si dedek bayi sudah mendekati 6 bulan , menuju penghujung periode ASI eksklusif. Ya , semenjak usia 3 bulan , baby Z sudah kembali full ASI. Suplementasi susu formulanya berhenti , berat badannya sudah normal , dan ASI semakin lancar - tersedia kapanpun bayi ingin menyusu. Kalo melihat usaha ke belakang , mengingat betapa susahnya memperlihatkan ASI (baca: Drama ASI Kurang dan Suplementasi Sufor) , rasanya nggak terbayang saya mampu mencapai titik ini :')


Proses Kembali Ke ASI

Seperti sudah diceritakan di postingan drama ASI sebelumnya , bermacam hal dilakukan untuk meningkatkan produksi ASI. Mulai dari kunjungan ke konselor laktasi , akupuntur , konsumsi obat hingga mencoba segala macam ASI booster. Namun suplementasi susu formula nggak boleh dihentikan secara mendadak begitu saja. Ada langkah bertahap yang harus dilakukan. Ibaratnya , kita butuh makan 3x sehari , tiba-tiba makanan kita berkurang langsung setengah porsi , apa kuat? Kecuali kalo puasa ya , hehe. Bayangkan gimana pada bayi...

Prinsipku sih sufor nggak haram. Namun ibarat dikatakan jago laktasi dr. Jack Newman , pada kasus ASI kurang (yang menyebabkan bayi kurang berat tubuh dan atau kurang pipis) , ibu harus meningkatkan produksi ASI dahulu. Lalu asupan bayi ditambah dengan suplementasi (1) menggunakan ASI perah , (2) jikalau tak ada stok ASI perah , menggunakan ASI donor , (3) jikalau tidak ada , gres terakhir menggunakan susu formula.

Goal-ku waktu konsultasi ke klinik laktasi yaitu bayi menyusu langsung pada ibu (karena saya bukan working mom , yang mungkin goal-nya yaitu memperbanyak stok ASI perah).

Aku sangat terbantu dengan alat Medela SNS (bukan botol dot) untuk pemberian suplementasi , sehingga entah ASI perah atau sufor , seperti bayi sedang menyusu langsung sama aku. Meskipun waktu pakai dulu rasanya rempong banget tiap harus nyuci alatnya. It's all worth it!!! Dedek terbebas dari galau puting , dan payudara terstimulasi untuk memproduksi lebih banyak ASI alasannya dihisap bayi.

Menghentikan Suplementasi Susu Formula / ASI Perah

Nah dari web Kellymom , ada beberapa tahap untuk 'menyapih' bayi dari sufor. Ini yang kulakukan terhadap baby Z.
  1. Persiapan: catat jumlah suplementasi yang diperlukan bayi setiap hari. Sebisa mungkin gunakan ASI perah , namun jikalau tak ada , gunakan ASI donor / sufor.
  2. Hari ke 1-3: Kurangi jumlah suplementasi #1 sebanyak 30 ml untuk 1 hari (bukan tiap feeding). Misal sehari memperlihatkan 3x suplementasi , berarti tiap suplementasi dikurangi 10 ml. Perhatikan jumlah popok lembap (pipis) bayi. Untuk bayi di atas 5 hari minimal 6x pipis sehari. Jika jumlah pipisnya baiklah , jangan menambah jumlah suplementasi. Bayi masih haus? Susui langsung di payudara.
  3. Hari ke 4-6: Kurangi lagi jumlah suplementasi #2 sebanyak 30 ml untuk 1 hari , ibarat langkah sebelumnya. Perhatikan jumlah pipis bayi , dan teruskan menyusui langsung pada payudara.
  4. Hari ke 7-9: Kurangi lagi jumlah suplementasi #3 sebanyak 30 ml. Perhatikan jumlah pipis dan terus menyusui langsung.
  5. Lanjutkan dengan mengulang terus langkahnya , perlahan mengurangi 30 ml tiap 2-3 hari ASALKAN jumlah pipis OK dan berat tubuh bertambah dengan wajar (tanda kecukupan ASI). Pada tahap dimana susu formula nggak lagi digunakan & suplementasi hanya dengan ASI perah , prosesnya akan lebih cepat. Artinya , ibu sudah memproduksi ASI yang cukup untuk si bayi , tinggal berusaha untuk membuat bayi menyusu langsung pada ibu (jika nggak sedang jauh dari ibu).
  6. Jika jumlah pipis bayi atau berat tubuh bayi nggak mencukupi , jangan kurangi jumlah suplementasi , atau kembali ke jumlah di poin sebelumnya. Lakukan langkah lebih perlahan.
  7. Selalu perhatikan pertumbuhan bayi , timbang minimal seminggu sekali untuk memastikan bayi bertambah berat badannya dengan baik.


Proses saya menghentikan suplementasi formula ini berlangsung sekitar 2 minggu. Cukup cepat , alasannya dari awal jumlah sufor yang digunakan nggak banyak , hanya 60-120 ml sehari. Meskipun hingga 2 ahad selanjutnya , tiap sore saya masih belum pede menyusui tanpa Medela SNS. Tiap sore , saat nyusu bayinya agak rewel alasannya let down yang lambat. Alhamdulillah di usia sekitar 3 bulanan , tiba-tiba menyusui jadi lebih lancar nggak pakai rewel. Bahkan kadang bayinya tersedak alasannya ASI terlalu deras. Kontras dengan kondisi sebelumnya!

Bertahan Menyusui Hingga 3 Bulan!

Untuk ibu-ibu yang sedang dilanda drama ASI , tetap bertahan semangat menyusui hingga bayi 3 bulan yaaa. Untuk selanjutnya insya Tuhan jauh lebih mudah untuk meneruskan periode ASI eksklusif. Waktu berlalu cepat , tau-tau bayi sudah 3 bulan.

Di umur 3 bulan , baby Z menjadi lebih aware terhadap dunia. Ia jadi suka main , waktunya nggak dihabiskan untuk menyusu terus. Proses menyusui yang tadinya butuh berjam-jam pun kini hanya berlangsung kurang dari 15 menit. Bayinya semakin terpelajar menyusu , sekali hisap mampu 'glegek' lebih banyak hehehe...

Pasca 3 bulan itu , menyusui jauuuuh lebih mudah. Mungkin berbeda-beda ya di tiap ibu , ada yang dari awal sudah lancar , ada juga yang butuh waktu lebih lama. Tapi memang katanya bayi 3 bulan semakin terpelajar menyusu , juga semakin penasaran dengan dunia , sehingga urusannya nggak cuma nyusu-tidur-pipis-pup doank.

Ibu lebih rileks , ASI pun lebih lancar. Terima kasih juga buat para booster ASI (mama soya , coklat mamamilky , lactasip) dan obat domperidone + moloco yang sudah menemani hari-hariku di kala proses peningkatan produksi ASI , menambah kepercayaan diriku. Perlahan booster dan obat juga dikurangi. Sekarang saya percaya , mampu memenuhi kebutuhan ASI untuk bayiku tanpa perlu pemberian booster dan obat. Ehm bekerjsama hingga umur 4 bulanan saya masih mengkonsumsi domperidone sih dalam dosis yang sudah dikurangi , agak nggak pede kalau langsung lepas obat.

Mungkin memang kuncinya ada di kepercayaan diri , suasana hati ibu yang bahagia , dan banyak-banyak doa supaya diberi rejeki ASI yang cukup. Makanya di instagram suka ada hashtag #ibubahagiasusunyabanyak

Semangat buat para busui yang sedang dilanda kegalauan* , semoga ASI lancar , bayi sehat , tumbuh kembangnya baik!

*Teman-teman ada yang curhat bayinya galau puting padahal susunya banyak , ada juga yang menyusui penuh kesakitan alasannya puting luka hingga cuil (T_T gak kebayang) , ada juga yang BB anak sangat kurang... Semangattt buibuk!!

0 Response to "Drama ASI #2: The Happy Ending"